ISLAM AGAMA KOMPREHENSIF

Senin, 28 Maret 2016

MAKALAH
ISLAM AGAMA KOMPREHENSIF
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen pengampu: Drs. Nizom Zaini, M.PdI
Disusun Oleh: Kelompok 1 Kelas C 
          1.) Taufiq Rusdhi                1510111104 (Moderator)
          2.) Deandra Dimetrio          1510111017 (Narator)
          3.) Ari Suryanto                  1510111112 (Operasional)
          4.) Haryanti Cahyo Wulan  1510111053 (Notulen)


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA 2016




   KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Islam Agama yang Komprehensif”.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan memberikan bahan bacaan kepada pembaca tentang Islam sebagai agama yang komprehensif.
Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Nizom Zaini, M.Pdi, selaku pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang senantiasa membimbing penyusun dalam penyusunan makalah yang berjudul “Islam Agama yang Komprehensif” ini. Pihak lain seperti orang tua, saudara, serta teman-teman yang selalu member dukungan kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu, penyusun mengharapkan masukan, kritik, dan saran dari pembaca atas ketidaksempurnaan makalah ini yang akan penyusun perbaiki sehingga tidak akan terjadi di masa yang akan datang .
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dimasa yang akan datang. Atas perhatian, bimbingan, dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih.

       Jakarta, 7 Maret 2016


Tim Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar  Belakang................................................................................................1
1.2    Tujuan Penulisan..............................................................................................1
          1.3  Sistematika Penulisan......................................................................................2
BAB II ISLAM AGAMA KOMPREHENSIF
2.1  Pengertian Ad-Dienul Islam……………………………………………….....3
2.2  Islam Agama Yang Sangat Komprehensif………....…………………….......5
2.3  Esensi Rukun Islam dan Rukun Iman dalam Kehidupan Sehari-hari……....10
2.4  Implementasi Rukun Islam dan Rukun Iman dalam Kehidupan sehari-hari..17
2.5  Islam dalam Kehidupan Individu, Masyarakat, Berbangsa dan Bernegara...28
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan………………………………………………………….............34
3.2  Saran…………………………………………………………………...........35
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PERTANNYAAN




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
            Pada masa globalisasi ini banyak umat muslim yang mulai berbelok arah dalam mempelajari agamanya sendiri, baik itu hal-hal kecil sampai hal yang terbesar yang terdapat pada ajaran agama islam tersebut, baik itu pada terjadi kalangan remaja maupun yang sudah berumur. Banyak juga pada saat ini fenomena-fenomena yang aneh yang mulai membuat resah masyarakat banyak, mulai dari terjadinya terorisme yang mengatas namakan islam, aliran-aliran sesat yang sedang marak dan berjamur di Indonesia ini, juga pengaruh dari budaya barat yang ditiru oleh umat muslim saat ini tanpa disaring terlebih dahulu budaya tersebut, apakah cocok atau tidaknya budaya tersebut dengan umat yang beragama islam.
            Setiap umat muslim wajib memahami dan meyakini tentang agama islam secara lebih dalam dan menyeluruh agar selamat sampai akhirat kelak. Dalam mempelajarinya kita harus serius dan mempunyai tujuan baik hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan kita juga dituntut untuk berhati-hati dalam mempelajarinya karena banyak sekali ajaran atau paham yang tidak bersumber pada Al Quran dan Hadis yang mengaku sebagai agama islam.

1.2 Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan penulisan makalah ini yang pertama adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam, yang kedua untuk dijadikan sebagai bahan bacaan untuk para pembaca yang ingin menambah pengetahuan mengenai agama islam yang benar dan bersumber dari Al-Quran dan Hadis secara komprehensif dan juga para pembaca bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehai-hari agar menjadi seorang muslim yang benar-benar muslim.

1.3 Sistematika Pembahasan
            Makalah ini penulis susun dalam tiga bab, yaitu bab pertama terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan dan sistematika pembahasan dari makalah ini. Bab kedua terdapat isi dari makalah yang berupa pembahasan-pembahasan mulai dari ad-dienul islam, islam agama yang sangat  komprehensif, esensi rukun islam dan rukun iman dalam kehidupan sehari-hari, implementasi rukun islam dan rukun iman dalam kehidupan sehari-hari dan islam dalam kehidupan indiovidu, masyarakat, berbangsa an bernegara. Pada bab ketiga atau terakhir ini berupa penutup dari makalah yang terdiri dari kesimpulan dan saran.




BAB II
ISLAM AGAMA KOMPREHENSIF

2.1  Pengertian Ad Dienul Islam
            Dinul Islam diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah Agama Islam.
“Agama merupakan peraturan dan undang-undang bagi manusia agar tidak kacau. Islam adalah agama Allah untuk seluruh umat yang mengatur hidup nya agar selamat bahagia dunia dan akhirat”[1]. Dinul islam dibawa dan diajarkan oleh para Nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam AS, hingga Nai Muhammad SAW. Sebagai nabi terakhir. Ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul tersebut bersumber dari kitab-kitab Allah dan sunnah para Nabi yang bersangkutan. Dinul Islam juga dibawa oleh  Nabi Muhammad SAW yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu Dinul Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Merupakan agama yang paling lengkap serta satu-satunya agama yang di ridhoi Allah SWT.  
 Hal ini terdapat sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 19






Artinya:
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
            Sedangkan jika ditinjau dari kata per kata kalimat Din dalam Bahasa Arab berarti agama,  jalan hidup, peraturan atau undang-undang sedangkan kata Islam dalam Bahasa Arab berati tunduk, menyerah, patuh selamat dan damai

Dengan demikian Islam dapat diartikan  senantiasa tunduk, patuh dan meyerahkan diri kepada allah SWT. Islam juga dapat berarti keselamatan dan kedamaian, karena orang yang telah masuk Islam akan selamat dan damai di dunia maupun di akhirat.
             Adapun arti Islam menurut istilah adalah senantiasa tunduk, patuh dan menyerah kepadaAllah secara lahir maupun bathin dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya. Kata Islam punya dua makna. Pertama,  wahyu yang menjelaskan tentang din (agama) Allah. Kedua, Islam merujuk pada amal manusia, yaitu keimanan dan ketundukan manusia kepada  wahyu yang berisi ajaran-ajaran tentang  agama islam sebagai agama yang benar disisi Allah.
            Islam yang dibawa Nabi Muhammad lebih luas lagi daripada yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Apalagi nabi-nabi sebelumnya diutus hanya untuk kaumnya sendiri. Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Islam yang dibawanya lebih luas dan menyeluruh. Tak heran jika Al-Qur’an bisa menjelaskan dan menunjukkan tentang segala sesuatu kepada manusia.
 Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 89 :







Artinya:
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

2.2  Islam sebagai Agama Komprehensif
            Agama Islam merupakan agama yang sangat sempurna dan sangat lengkap. Kesempurnaan agama Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan (semua tempat)”[2].

1.)    Islam sebagai syumuliyatuz zaman (sepanjang masa)
                             Islam sebagai syumuliyatuz zaman berati agama islam adalah agama yang paling benar di sisi Allah baik pada dan harus dilaksanakan sepanjang masa untuk seluruh umat manusia baik di masa lalu, masa sekarang dan sampai akhir zaman nanti.

2.)     Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya)
                        Islam sebagai syumuliyatul minhaj berarti melingkupi beberapa aspek lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendiri, misalnya jihad dan da’wah yang berfungsi sebagai penyokong dan penguat Islam, akhlaq dan ibadah sebagai bangunan Islam dan aqidah sebagai asas Islam. Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT.

Bukti-Bukti Kelengkapan ajaran islam:
A.)  Kelengkapan ajaran Islam dalam bidang aqidah
                        Aqidah Islam adalah aqidah yang lengkap dari sudut manapun.
a.       Ia mampu menjelaskan persoalan-persoalan besar kehidupan ini. Aqidah Islam mampu dengan jelas menerangkan tentang Tuhan, manusia, alam raya, kenabian, dan bahkan perjalanan akhir manusia itu sendiri.
b.      Ia tidak hanya ditetapkan berdasarkan instink/perasaan  atau logika semata, tetapi aqidah Islam diyakini berdasarkan wahyu yang dibenarkan oleh perasaan dan logika. Iman yang baik adalah iman yang muncul dari akal yang bersinar dan hati yang bercahaya.
c.       Aqidah Islam adalah aqidah yang tidak bisa dibagi-bagi. Iman seorang mukmin adalah iman 100 % tidak bisa 99 % iman 1% kufur.

B.)  Kelengkapan ajaran Islam dalam bidang ibadah
                        Ibadah dalam Islam menjangkau keseluruhan wujud manusia secara penuh. Seorang muslim beribadah kepada Allah dengan lisan , fisik, hati, akal,  dan bahkan kekayaannya.
a.       Lisannya mampu bedzikir, berdoa, tilawah, amar ma’ruf nahi munkar.
b.      Fisiknya mengiringi dengan berdiri, ruku’ dan sujud, puasa dan berbuka, berjihad dan berolah raga, membantu mereka yang membutuhkan.
c.       Hatinya beribadah dengan rasa takut, berharap, cinta dan bertawakkal kepada Allah. Ikut  berbahagia atas kebahagiaan sesama, dan berbela sungkawa atas musibah sesama.
d.      Akalnya beribadah dengan berfikir dan merenungkan kebesaran dan ciptaan Allah.
e.       Hartanya diinfakkan untuk pembelanjaan yang dicintai dan diperintahkan Allah.

C.)  Kelengkapan ajaran Islam dalam bidang akhlaq
                        Akhlaq Islam memberikan sentuhan kepada seluruh sendi kehidupan manusia dengan optimal, ia menjangkau ruhiyyah, fisik, agama, duniawiyah, logika, perasaan, keberadaannya sebagai wujud individu, atau wujudnya sebagai elemen komunal. Akhlak Islam meliputi:
hal-hal yang berkaitan dengan pribadi, seperti :
a.       kewajiban memenuhi kebutuhan fisik dengan makan dan minum.
b.      seruan, agar manusia mempergunakan akalnya menatap langit dan bumi.
c.       seruan agar manusia membersihkan jiwanya

3.)    Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat)
                         Allah menciptakan manusia dan alam semesta ini sebagai satu kesatuan.Pencipta alam ini hanya Allah saja karena tidak ada satupun makhluk yang dapat menciptakan alam semesta seperti yang telah Allah ciptakan. Dan karena alam berasal dari satu pencipta, maka semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepada-Nya.
Sebagaimana Firman Allah SWT yang menyatakan bahwa Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan pencipta alam semesta pada surat Al-Baqarah ayat 163-164:












Artinya:
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al Baqarah 2: 163-164).

                   Agama islam adalah agama yang sangat sempurna dan sangat lengkap isi ajarannya, kesempurnaan islam dapat dilihat dari :
1.      Nama Islam Pemberian Langsung dari Allah SWT
Nama islam bukanlah hasil pemikiran dan gagasan dari nabi Muhammad SAW atau pengikutnya, akan tetapi langsung dari Allah SWT.
2.       Islam merupakan rahmat Allah untuk umat manusia
Islam agama yang diridhai Allah SWT. Agama Islam juga merupakan agama yang ajarannya lurus tidak menyesatkan dan tidak menyusahkan manusia, dan Allah juga menolak agama pilihan manusia kecuali agama islam.
Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam surat Ali Imran ayat 85:





Artinya:
barang siapa mencari agama selain agama islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu dari pada-Nya dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi

3.    Islam Agama yang Sesuai dengan Fitrah Manusia
Islam merupakan agama yang sangat cocok dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia, merupakan referensi dan pedoman dan islam agama yg dapat menuntun manusia mencari hakikat Tuhan yang sebenarnya.
4.      Islam Agama yang Mehimpun Semua Kebenaran
                        Semua kebenaran yang diajarkan oleh para nabi sebelum nabi Muhammad itu diyakini dan diamalkan dalam ajaran islam
5.      Islam Agama yang Mampu Mengangkat Derajat Manusia
                                    Islam tidak apriori terhadap kemajuan dan perubahan serta tidak selalu menolak ajaran agama lain, apabila tidak bertentangan dengan syariat islam. Islam Memotivasi manusia selalu bersikap kritis, selektif, sebagai saksi yang adil berdasarkan ketaatan terhadap Allah.
6.      Islam Agama Perdamaian dan Dapat Menyatukan Umat Manusia
                                    Islam agama cinta damai, keadilan serta keindahan. Islam agama yang mendorong umatnya melintasi (berani menegakkan nilai-nilai islam), yang dihiasi dengan kesungguhan (jiddiyah), semangat (hamasah), disiplin (hawabit), istiqomah bukan dengan kekerasan anarkis dan lain-lain.
7.      Islam agama yang meluruskan kesalahan dan menjelaskan ajaran yang benar
                                    Setiap persoalan dunia dan akhirat harus dikembalikan ketujuan syariat yang tercantum dalam hukum wajib, haram, sunnah, makhruh, dan mubah.
8.      Islam agama yang dapat menjajikan kebahagian didunia dan diakhirat
                                    Orang yang suka berbuat baik dan menjalankan segala perintah  Allah akan diberikan pahala surga dan kebaikan dunia.
2.3  Esensi Rukun Islam dan Rukun Iman dalam Kehidupan Sehari-hari
            Dalam agama Islam kita mengenal adanya rukun Islam dan rukun Iman dan umat Islam wajib menjalankan dan meyakini dengan sepenuh hati keduanya. Karena keduanya adalah dasar-dasar agama Islam atau Ushul al-Din, yang dimana ulama sepakat bahwa umat Islam tidak boleh berbeda pendapat mengenai masalah Ushul al-Din. Adapun masalah Furu’al-Din yakni cabang-cabang agama ulama mengatakan boleh berbeda pendapat. Kenapa ulama mengatakan tidak boleh berbeda dalam masalah Ushul al-Din, karena masalah Ushul al-Din ini menyangkut masalah tauhid, yakni merupakan pokok keyakinan bagi umat Islam. Selain itu tauhid juga menyangkut masalah keimanan antara sang hamba dengan Tuhan-Nya, karena “keimanan merupakan sarana yang tepat bagi manusia untuk menjauhi diri dari murka Allah SWT[3]”. Karena dengan adanya iman akan mendapatkan petunjuk.
1.)    Esensi Rukun Islam Dalam Kehidupan Sehari-hari
a.       Menunjukkan identitas diri bahwa kita adalah muslim.
Disaat Allah memerintahkan kita untuk mengikrarkan diri di hadapan ummat manusia bahwa kita adalah muslim (Jika mereka berpaling dari ajakanmu, maka ucapkan : saksikanlah bahwa kami adalah muslim ); maka pekerjaan paling utama yang membedakan kita dengan orang yang mengingkari ajaran Islam adalah melaksanakan rukun Islam. Di antara dalil yang menunjukkan bahwa rukun Islam adalah identitas.
Sabda Rasulullah saw tentang sholat:
Dari Jabir, Rasulullah saw bersabda : “Perbedaan antara seorang muslim dengan kekufuran adalah  sholat”
Sabda Rasulullah saw tentang pensejajaran posisi antara syahadat, sholat dan zakat.
Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya Nabi saw bersabda :
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan kalimat syahadat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal tersebut, maka darah dan harta mereka terjaga dariku, kecuali penumpahan darah yang dibenarkan menurut ajaran Islam, dan perhitungan tersebut kembali kepada Allah”

Sunnah khalifah Abu Bakar yang memerangi orang yang membangkang untuk membayar zakat. Andaikan zakat bukan identitas, Abu Bakar tidak akan memerangi orang-orang tersebut karena darah mereka adalah haram untuk ditumpahkan.
a.       Rukun Islam yang tercantum dalam Al Qur’an adalah santapan lezat dan sehat buat hati seorang muslim.
      Rasulullah saw bersabda :
     “Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah hidangan Allah,    
       ambillah darinya sebanyak mungkin”
b.      Rukun Islam merupakan sarana untuk membersihkan hati dan memperoleh derajat taqwa. Seluruh ibadah yang disyariatkan semuanya bermuara kepada pembersihan hati. Sholat diperintahkan untuk mengingat Allah; dan mengingat Allah adalah sarana paling efektif untuk membersihkan hati. Selain untuk mengingat Allah, sholat berfungsi secara sosial untuk mencegah degradasi moral dan kejahatan. Jika masyarakat bersih dari perilaku moral menyimpang dan tindakan kriminal, hati akan semakin kondusif untuk terjaga kebersihannya.
Allah swt berfirman dalam surat At-Thaha ayat 14 dan surat Al-Ankabut ayat 45 :
  

            Artinya:
            “Dan dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku” (Thaha : 14)
            Artinya:
            “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab      (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu          mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan             sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar   (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. ( Al Ankabut : 45).

c.       Zakat adalah ibadah yang berfungsi untuk membersihkan harta dari hak orang lain yang ada di harta kita dan juga untuk membersihkan hati orang yang mengeluarkannya dari penyakit kikir, bakhil dan anti sosial.

d.      Puasa adalah diantara sarana yang paling efektif untuk mensucikan jiwa.
      Dengan kesucian hati kita akan merasakan kedekatan dengan Allah swt. Itulah sebabnya di sela-sela ayat puasa, Allah mengatakan akan mengabulkan permintaan hamba-Nya yang berpuasa, karena mereka sedang dekat dengan-Nya. Kesucian hati merupakan segalanya dalam Islam, karena Allah hanya akan memandang hati kita, tidak kepada yang lain. Semua harta yang kita kumpulkan dan anak keturunan tidak ada nilainya di sisi Allah swt.

Allah berfirman dalam surat Asy Syu’ara ayat 88-89 : 

Artinya:
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna”,(Asy-Syu’ara: 88)
“kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”,(Asy-Syu’ara: 89).
Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk tubuh kalian, dan tidak juga kepada rupa kalian, akan tetapi memandang kepada hati-hati dan amalan-amalan kalian”. (HR. . Muslim).

            Dengan kebersihan hati, seorang muslim mampu menyesuaikan diri dengan perintah Tuhannya. Apapun yang diperintahkan Allah kepadanya mampu dia laksanakan. Dia akan merasakan kenikmatan bermunajat dan berjuang di jalan Allah swt. Inilah rahasia kenapa orang-orang yang bertakwa yang hatinya bersih sangat ringan langkahnya menjalankan perintah; dan di saat yang sama orang-orang yang hatinya berpenyakit merasakan perintah Allah sebagai azab yang menyiksa mereka.Dengan melaksanakan rukun Islam secara baik, diharapkan benteng Islam menjadi kokoh. Ia tidak mudah dimasuki oleh maling-maling yang mengintai setiap saat kelalaian kita.  Rasulullah mengibaratkan sholat sebagai pilar bangunan Islam dan puasa sebagai benteng atau dindingnya. Jika jumlah kaum muslimin yang tidak mengerjakan sholat dan puasa adalah separohnya, maka kita membayangkan betapa rapuhnya bangunan Islam. Pilarnya sudah tidak tegak berdiri bahkan berpotensi ambruk dan dindingnya hanya tinggal menutupi setengah bangunan yang ada. Bangunan yang kondisinya sudah seperti ini sudah tidak layak huni, karena sewaktu-waktu bisa ambruk, dimasuki maling yang membuat penghuninya tidak betah.

2.)    Esensi Rukun Iman dalam Kehidupan Sehari-hari
            Rukun dapat diartikan dengan syarat sah jadi rukun jika ditinggalkan salah satunya maka akan merusak atau yang lain akan percuma karena salah satu syaratnya tidak terpenuhi, begitu juga dengan rukun iman kita harus mengimani keenam rukun tersebut yaitu:
1. ) Iman kepada Allah  
2.)  Iman kepada rasullullaah
                                                3.)  Iman kepada malaikat Allah
                        4.)  Iman kepada kitab suci allah
                              5.)  Iman kepada hari akhir
                              6.)   Iman kepada qadar baik dan buruk
                        Secara harfiah kata rukun berarti berdampingan, berdekatan, bersanding, bertempat tinggal bersama atau kekuatan. Dalam ilmu fiqih rukun sering diartikan suatu perbuatan yang mengesahkan suatu kegiatan dan perbuatan tersebut termasuk dari kegiatan tersebut.
1.      Sifat-sifat orang yang beriman diantaranya adalah :
1.)    Teguh dalam pendirian
2.)    Tegas dalam mengambil sikap
3.)    Mudah menerima nasihat
4.)    Selalu takut pada Allah
5.)    Menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganya
6.)    Senang mencari dan menambah ilmu
7.)    Sederhana dan selalu menjaga kebersihan
8.)    Mempunyai semangat yang tinggi dalam melakukan amal
9.)    Mempunyai sifat was-was dalam bertindak dan menagambil keputusan
10.)                          Lebih tenang dalam mengambil keputusan
11.)                          Memiliki sikap sosial dan toleransi yang sangat baik
12.)                          Jujur dalam melakukan sesuatu
13.)                          Hati-hati dalam berbicara
2.      Fungsi iman dalam kehidupan sehari-hari :
1.)      Iman dengan disertai dengan  amal shaleh dapat menjadi  
   kunci akan dibukakanya kehidupan yang baik, makmur dan
                                             sejahtera
2.)       Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa
3.)       Iman akan menimbulkan kasih sayang antar sesama
4.)       Lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta
5.)      Iman akan membebaskan manusia dari kekuasaan orang lain
6.)      Orang beriman akan mendapatkan pertolongan dari Allah
         SWT
7.)       Membawa keberkahan dilangit dan di bumi
8.)        Memberikan ketengan dalam jiwa
9.)         Dijanjikan akan mendapatkan surga
10.)           Dengan iman hidup akan terarah
11.)           Iman membawa manusia pada kedamaian
12.)           Dengan iman hidup kita  lebih sederhana
13.)            Dengan iman ketika akan menjadi lebih semangat dalam mencapai sesuatu
14.)            Iman membuat kita menjadi lebih sabar
3.      Hal-hal yang dapat meningkatkan keimanan, yaitu :
1.)    Mejalankan perintah allah dan menjauhi laranganya
2.)    Senantiasa meningkatkan ketaqwaan
3.)     Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT sepertimakna dari nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya.Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang terhadap Allah dan kekuasaan-Nya,maka semakin bertambah tinggi iman dan pengagungan serta takutnya kepadaAllah SWT.
4.)    Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dankesempurnaan-Nya. Maka kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yangmerancang, menciptakan dan mengatur semua ini ? Jawabannya hanya Allah.
5.)     Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya.
6.)    Pelajari ilmu-ilmu mengenai asmaul husna.
2.4  Implementasi Rukun Islam dan Rukun Iman dalam Kehidupan sehari-hari
            Setiap karakter muslim itu berbeda dengan muslim lainnya kita bisa melihatnya dari ketaqwaannya kepada Allah SWT. Yang kemudian tercermin dari akhlaknya dikehidupan sehari-hari. Ketaqwaan seorang muslim terbentuk tatkala ia mampu menjalankan kewajibanNya dan menjauhi laranganNya. Dan itu terangkum dalam 2 pondasi umat muslim yaitu rukun islam dan rukun iman. Rukun islam serta rukun iman berisikan seperangkat keyakinan serta kewajiban umat muslim.
         (Dari Umar bin Khattab) : ‘Ketika kami sedang berada di samping Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari tiba-tiba muncul di hadapan kami seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak nampak padanya tanda safar, dan kami tidak ada yang mengenalnya. Kemudian orang itu duduk (mendekati) Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam menyandarkan lututnya pada lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Nabi dan berkata: Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam. Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan engkau menegakkan sholat, menunaikan zakat, shoum (berpuasa) pada bulan Ramadlan, dan berhaji ke baitullah jika engkau mampu melakukan perjalanan ke sana. Orang itu berkata: Engkau benar.
           (Umar berkata) Kami heran dengan orang tersebut, ia bertanya tapi ia yang membenarkan. (Orang itu) berkata: Beritahukan kepadaku apakah iman itu? Nabi berkata: engkau beriman kepada Allah, MalaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari akhir, dan beriman kepada taqdir baik dan buruknya. (Orang itu) berkata: Engkau benar. Kemudian ia berkata: Beritahukan kepadaku apakah ihsan itu? Nabi bersabda: Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya. Jika engkau tidak bisa melihatnya, sesungguhnya Ia melihatmu. (Kemudian orang itu berkata) Beritahukan kepadaku tentang hari kiamat (kapan terjadinya). Nabi menyatakan: Tidaklah yang ditanya lebih tahu dibandingkan orang yang bertanya. (Orang itu berkata) Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya. Nabi bersabda: Budak wanita melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang (kurang pakaiannya), miskin, penggembala kambing, berlomba-lomba meninggikan bangunan. Kemudian orang itu pergi. Setelah berlalunya waktu, Nabi berkata: Wahai Umar, tahukah engkau siapa orang yang bertanya tadi? Umar menjawab: Allah dan RasulNya yang lebih tahu. Nabi menyatakan: itu adalah Jibril, datang untuk mengajari agama kepada kalian (H.R Muslim.)

            Rukun Iman dan Rukun Islam yang dijelaskan pada hadits tersebut, menjelaskan bahwa apa saja yang yang harus kita lakukan untuk dapat dikatakan bahwa Iman dan Islam kita telah sah. Rukun Iman dan Rukun Islam tentulah wajib kita penuhi keduanya secara bersamaan, bukan dalam bentuk urutan per rukun tetapi dalam keseluruhannya, sehingga dapat kita pastikan bahwa keislaman dan keimanan kita bukan hanya merupakan warisan dari orang tua yang secara paksa ditanamkan kepada kita tetapi lebih karena kesadaran dan keikhlasan kita dalam melakukannya sebagai kebutuhan bukan kewajiban.    

A.    Implementasi Rukun Iman dalam Kehidupan Sehari-hari
      Secara garis besar, agama Islam terdiri dari dua bagian, yaitu bagian teori, yang lazim disebut dengan rukun iman, dan bagian praktek, yang mencakup segala hal yang harus dilakukan oleh orang yang beriman yang kemudian dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan.
      Bagian pertama juga disebut dengan ushul, dan bagian kedua disebut furu’. Kata ushul adalah jama’ kata ashl, artinya pokok. Adapun kata furu’ adalah jama’nya kata far yang berarti cabang. Bagian pertama juga disebut aqa’id artinya kepercayaan dan yang kedua disebut dengan ahkam yang berari hukum. 
Menurut Imam Bukhori tentang iman:
“Saya telah menemui labih dari seribu orang ulama’ di berbagai penjuru negeri dan daya tidak melihat ada salah seorang diantara mereka yang tak sepaham bahwa iman adalah perkataan dan perbuatan, bertambah dan berkurang”. 
      Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iman adalah sebuah keyakinan dalam hati dan pembenaran dengan perbuatan.
      Dalam Islam, rukun iman dibagi menjadi enam yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikatNya, iman kepada kitabNya, iman kepada RasulNya, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada takdir.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 117:



Artinya:
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia”.(Al-Baqarah:117).
      Iman dalam bahasa arab adalah “attashdiiq” yang berarti membenarkan. Secara Istilah Iman berarti: membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan melakukan dengan perbuatan.

1.)    Iman kepada Allah
            Iman kepada Allah adalah pembenaran atas adanya Allah yang Maha Pencipta, mengetahui yang ghaib, Rabb segala sesuatu, bahwa tiada Ilah yang patut disembah kecuali Dia dan dengan asma’ dan sifatNya. Sedangkan menurut Sayid Sabiq Iman kepada Allah SWT adalah ma’rifat dengan nama-namaNya yang mulia dan sifat-sifatNya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti-bukti wujud serta kenyataan sifat keagungan dalam alam semesta ini.
Realisasi iman kepada Allah menurut Abdul Majid (Al Iman, 1994: ) adalah:
1.      Ikhlas dalam melaksanakan ibadah, baik ibadah I’tiqodiyah, qouliyah maupun ibadah praktis. Adapun yang meliputi ibadah I’tiqodiyah adalah yakin bahwa Laa Ilaha Illallah, cinta kepada Allah, takut kepada Allah SWT dengan mengharap rahmatNya.
Ibadah qouliyah meliputi mengucap kalimat syahadat, istighfar, do’a, dll. Sedangkan ibadah praktis meliputi rukun islam dan amalan-amalan lain yang disukai Allah SWT.
2.      Iman secara konsekuen yaitu tidak hanya di lisan saja seseorang mengaku iman akan tetapi dia harus konsekuen dengan aturan iman itu sendiri misal membenarkan semua yang datang dari Allah SWT, menuntaskan kewajiban, amar ma’ruf nahi munkar, dll.
2.)    Iman Kepada Malaikat
            Hakikat iman kepada malaikat Allah adalah pembenaran bahwa malaikat itu ada, dan diciptakan dari cahaya, bahwa mereka mempunyai tugas masing-masing terhadap hamba Allah. Sedangkan dalam kitab aqidah islam iman kepada malaikat hakikatnya adalah ma’rifat dengan alam yang ada di balik alam semesta ini, termasuk kekuatan kebaikan yaitu malaikat, juga kekuatan jahat dari iblis dan sekalian tentaranya dari golongan syaithan.
            Dalam implementasinya dikehidupan dunia ini kita meyakini bahwa diantara malaikat-malaikat Allah ada yang selalu mengawasi kita dan siap mencabut nyawa kita kapan saja dimana pun kita berada seseuai dengan perintah Allah SWT, ada juga yang mencatat apa saja yang kita lakukan setiap harinya mulai dari berkelakuan baik hingga berkelakuan buruk dll.
3.)    Iman kepada Kitab-kitab Allah
            Hakikat iman kepada kitab Allah adalah meyakini bahwa itu adalah wahyu yang diberikan kepada rasulnya, dan dia adalah petunjuk untuk mengetahui antara yang baik dan yang buruk, serta yakin bahwa Allah benar-benar memfirmankan. Dan Syaikh Abu Bakar Jabir menambahkan bahwa segala hukum dan syari’at yang ada di dalamnya adalah hukum untuk umatnya.
4.)    Iman kepada Rasul-rasul Allah
            Iman kepada rasulnya adalah ma’rifat kepada nabi dan rasulnya yang ditutup oleh nabi Muhammad SAW, meyakini bahwa mereka adalah utusanNya dan menjadi pembimbing kearah kebaikan. Bahwa mereka adalah manusia biasa yang mendapat keistimewaan dari Allah yaitu berupa wahyu dan mu’jizat. Dan bukan hanya meyakini akan tetapi kita juga harus membenarkan dengan kita menjalankan segala apa yang disunahkan kepada kita. Menjadikan mereka sebagai suri tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia.
            Dan seseorang tidak boleh hanya mengimani beberapa rasul saja dan jika hal itu terjadi maka seseorang itu menurut Abdul Majid (Al Iman, 1994:) maka dia adalah kafir.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An Nisa’ ayat 150-151:












 Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir). Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.”
Alasan Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah:
a.       Meneladani akhlak nabi karena nabi adalah suri tauladan bagi semua manusia yang ada didunia ini.
Allah berfirman  Al-Azhab ayat 21 :
Artinya:
“Sungguh dalam jiwa rasulullah (S.A.W.) terdapat tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah”. (Al-Azhab:21).
 Selain itu terdapat juga di Surah Yusuf ayat 111: 






Artinya:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.(Yusuf:111)
b.      Para nabi adalah orang yang paling dekat kepada Allah dan adalah orang yang paling mulia yang pernah hadir dimuka bumi ini.
c.       Rasulullah Muhammad S.A.W. adalah orang yang terhebat didunia sepanjang zaman. Dalam waktu 23 tahun beliau dapat merombak total jahiliyyah dan dalam waktu yang sesingkat itu, Islam telah berjaya dan berkuasa didunia ini.
5.)     Iman kepada Hari Kiamat
            Iman kepada hari kiamat hakikatnya yaitu ma’rifat dengan adanya hari akhir beserta di dalamnya tanda-tandanya yang tadinya belum telihat atau belum terjadi, serta kejadian setelah kematian yaitu adanya hari kebangkitan, adanya siksa kubur dan kehidupansetelah adanya surge dan neraka. Sehingga kita menjadi sadar bahwa dunia adalah bukan menjadi tujuan hidup manusia. 
Cara Mengimplementasikan Iman Kepada Hari Kiamat:
a.       Meningkatkan amalan baik dan meninggalkan amalan yang buruk untuk persiapan hari akhir.
      Allah berfirman dalam surah Asy-Syura ayat 20:




 Artinya:
“Barang siapa yang menginginkan ladang di akhirat maka kami akan tambahkan baginya untuk ladangnya dan barang siapa yang menginginkan ladang dunia maka kami akan berikan bagiannya dan dia tidak akan memiliki bagiannya di akhirat “.(Asy-Syura:20)
Kemudian juga terdapat di Surat Al-Isra ayat 14-15:



Artinya:
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu".(Al-Isra:14)



Artinya:
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah , maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”. (Al-Isra:15) 
b.      Menjauhi segala perbuatan yang tidak Allah ridhai karena ia tahu segala perbuatannya akan di pertanggungjawabkan di hadapan Allah.
      Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 13:
    



Artinya:
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”. (Al-Isra:13).
c.       Menyadari bahwa kehidupan dunia ini sangatlah singkat dan hari akhir adalah kekal.
      Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ghafir ayat 39:



 Artinya: 
“Wahai kaumku sesungguhnya kehidupan (dunia) ini adalah kenikmatan (sementara belaka) dan sesungguhnya hari akhir adalah tempat yang tetap (kekal)”.(Ghafir:39).
6.)    Iman kepada Takdir (qadla dan qadar)
            Iman kepada takdir Allah hakikatnya adalah ma’rifat dengan keputusan yang ada baik dalam penciptaan maupun cara mengaturnya dan yakin bahwa segala sesuatu yang belum dan sudah terjadi adalah keputusannya tidak ada yang dapat mengetahui kecuali ilmu orang sejajar dengan ilmu Allah. Karena memang seseorang tidak akan pernah mengetahui kecuali sesuatu hal dengan tepat kecuali jika orang tersebut mengetahui ilmunya. Misal seorang yang bodoh tentang ilmu kedokteran dia akan menentang seorang dokter yang membedah perut pasiennya. Akan tetapi kjika ia tahu bahwa dokter adalah ahlinya maka dia akan menentang mengakui ketidakmengertiannya.
            Hal ini sama dengan sikap seorang mukmin yang mengakui kemahasempurnaan Allah. Maka jika suatu peristiwa menimpa dirinya dia yakin bahwa akan ada hikmahnya. Namun jika dia belum mendapat makna dari balik peristiwa maka dia akan mengakui ketidakmengertiannya akan ilmu Allah dan tidak akan menentangnya.

B.     Implementasi Rukun Islam Dalam Kehidupan Sehari-hari
      Rukun Islam adalah bangunan pokok ajaran Islam dalam bidang amaliyah. Ia merupakan buah dari keyakinan terhadap rukun iman. Disaat Jibril bertanya tentang Islam, Rasulullah saw menjawabnya dengan menyebutkan bangunan pokoknya.
 Rasulullah saw bersabda :
 “Islam adalah : Engkau mengucapkan dan bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah; engkau melaksanakan sholat; engkau menunaikan zakat; engkau melaksanakan puasa; dan melaksanakan ibadah haji jika engkau memiliki kesanggupan”. Rukun Islam menempati posisi utama dalam bangunan Islam.
      Tanpanya identitas Islam akan kabur, sehingga orang akan sulit mengidentifikasi apakah seseorang itu muslim atau bukan. Tetapi rukun Islam bukan segalanya dalam Islam, karena masih banyak ajaran Islam yang lain yang juga wajib, sangat dianjurkan, dan dianjurkan untuk dilaksanakan.

Cara implementasi rukun islam dalam kehidupan sehari-hari:
1)      Mempelajari setiap rukun Islam secara baik.
2)      Membuat jadwal aktivitas ibadah dan mengevaluasinya setiap hari. Apakah saya telah melaksanakan sholat ? Apakah saya sudah mulai melaksanakan sholat di masjid ? Apakah saya mulai melaksanakan sholat-sholat sebagai tambahan dari sholat wajib ? Apakah saya sudah menzakatkan harta yang saya miliki ? Dst …Lalu lakukan evaluasi menjelang subuh setelah anda sholat tahajjud. Sambil mengucapkan istighfar meenung akan kekurangan dan kesalahan yang dilakukan sehari, kita bertekad untuk terus meningkatkan kualitas ibadah yang telah kita lakukan.
3)      Membuat majlis untuk saling mengingatkan tentang kewajibannya sebagi muslim.  Diantara ancaman serius yang menimpa setiap manusia adalah sering dan mudah lupa. Mengetahui bahwa manusia memiliki sifat ini, maka Allah memerintahkan kita untuk menghidupkan majlis saling mengingatkan Allah sangat menyenangi orang yang hidup bersama dan hanya mencinta karena-Nya. Dan sebaliknya serigala serigala sangat senang mengintai mangsa yang menjauh dari rombongannya.

2.5 Islam Dalam Kehidupan Individu, Masyarakat, Berbangsa, Dan
      Bernegara
             Agama, terlahir awalnya adalah berasal dari keyakinan terhadap adanya yang ghaib, yang mempunyai kekuatan supranatural. Kata agama, berasal dari bahasa sansekerta ”a” yang berarti ”tidak” dan ”gama” yang berarti ”kacau”. Dari dua kata tersebu diartikan bahwa agama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Fungsi agama adalah sebagai landasan dimana individu itu bertindak atau melakukan sesuatu dalam kehidupannya. Selain daripada fungsi agama sebagai landasan dalam tindakan individu agama juga sebagai pengendali di dalam langkah kehidupan masyarakat, selain itu agama sebagai pemersatu umat manusia karena adanya persamaan keyakinan.

1.)    Islam Dalam Kehidupan Individu
            Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat istimewa, karena manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal dan pikiran untuk bertindak sesuai dengan etika dan nilai – nilai moral yang berlaku sesuai dengan kehendaknya, lingkungan, dan ajaran agama yang di anutnya. Nilai – nilai dan norma – norma yang memberikan arah dan makna bagi manusia dalam bertindak ialah agama.

            Selain itu islam juga berperan penting dalam kehidupan individu, beberapa peran itu diantaranya:
1.      Menjawab pertanyaan yang tak mampu dijawab oleh logika manusia
2.      Memberi paradigma kepada manusia tentang Allah sebagai Tuhan
3.      Membedakan antara yang hak dan yang batil
4.      Fungsi kreatif, mendorong manusia untuk bekerja, beramal, dan kerja kreatif
5.      Pedoman penyempurnaan akhlak
6.      Fitrah manusia yang membutuhkan agama, adanya kekuatan adikodrati di luar kemampuan manusia
7.      Membangun dan membimbing dalam pembentukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

          Selain mempunyai peran agama islam juga mempunyai fungsi dalam kehidupan individu, beberapa diantaranya yaitu:
a. Agama Sebagai Sumber Nilai dalam Menjaga Kesusilaan
                  Sistem nilai ini merupakan sesuatu yang dianggap bermakna bagi dirinya. Sistem nilai ini dibentuk melalui belajar dan proses sosialisasi. Perangkat sistem nilai ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi, pendidikan, dan masyarakat.
Selanjutnya, tulis Mc. Guire, berdasarkan perangkat informasi yang diperoleh seorang dari hasil belajar dan sosialisasi tadi meresap dalam dirinya. Sejak itu perangkat nilai itu menjadi sistem yang menyatu dalam membentuk identitas seseorang. Ciri khas ini terlihat dalam kehidupan sehari – hari, bagaimana sikap, penampilan maupun untuk tujuan apa yang turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan tertentu.

b.  Agama Sebagai Sarana untuk Mengatasi Prustasi
                 Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari Kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, istirahat, dan seksual, sampai kebutuhan psikis, seperti keamanan,, ketentraman, per-sahabatan, penghargaan, dan kasih sayang. Menurut Sarlito Wiraman Sarwono, apabila kebutuhannya itu tidak terpenuhi, terjadi ketidak-seimbangan, yakni antara kebutuhan dan pemenuhan, maka akan menumbuhkan kekecewaan yang tidak menyenangkan, kondisi atau keadaan inilah yang disebut frustasi.
                 Menurut pengamatan psikolog bahwa keadaan frustasi itu dapat menimbulkan tingkah laku kagamaan. Orang yang mengalami frustasi tidak jarang bertingkah laku religius atau keagamaan, untuk mengatasi frustasinya. Kebutuhan – kebutuhan manusia pada hakikatnya diarahkan kepada kebutuhan duniawi, seperti kebutuhan fisik ( pangan, sandang, papan, seks, dan sebagainya ) kebutuhan psikis ( kehormatan, penghargaan, perlindungan dan sebagainya ). Untuk itu ia melakukan pendekatan kepada Tuhan melalui ibadah – hal tersebut yang melahirkan tingkah laku keagamaan.

c.   Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
                 Ketakutan yang dimaksud dalam kaitannya dengan agama sebagai sarana untuk mengatasinya, adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Untuk mengatasi ketakutan sepert diatas,  psikologi sebagai ilmu empiris, terbentur masalah kesulitan. Soalnya bentuk ketakutan tanpa obyek hampir tidak bisa diteliti secara positif-empiris, karena ketakutan tersebut biasanya tersembunyi dalam gejala – gejala lain yang merupakan manifestasi terselubung dari ketakutan, misalnya dalam bentuk gejala malu, rasa bersalah, takut kecelakaan, rasa bingung, dan takut mati. Timbulnya motivasi agama salah satunya karena adanya rasa takut. Lihatlah misalnya disaat terjadi musibah gempa bumi, tsunami, dan sebagainya orang berduyun – duyun pergi ke rumah ibadah minta pertolongan dan perlindungan kepada Yang Mahakuasa.

d.       Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan
                 Agama mampunmemberi jawaban atas kesukaran intelektual kognitif, sejauh kesukaran itu diresapi oleh keinginan eksistensial dan psikologis, yaitu oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan, agar dapat menempatkan diri secara berarti dan bermakna di tengah – tengah alam semesta ini. Tanpa agama, manusia tidak mampu menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam kehidupannya, yaitu dari mana manusia datang, apa tujuan manusia hidup, dan mengapa manusia ada, dan kemana manusia kembalinya setelah mati.
Dipandang dari segi psikologis dapat dikatakan bahwa agama memberi sumbangan istimewa kepada manusia dengan mengarahkannya kepada Tuhan. Dengan demikian, agama dapat menjadikan manusai merasa aman dalam hidupnya. Kesadaran akan keadaan itu jelas melahirkan adanya tingkah laku keagamaan.

2.)    Islam Dalam Kehidupan Masyarakat
Peran agama islam di dalam perkembangan masyarakat:
1.      Agama sebagia motivtor, agama di sini adalah sebagai penyemangat seseorang maupun kelompok dalam mencapai cita-citanya di dalam seluruh aspek kehidupan.
2.      Agama sebagai creator dan inovator, mendorong semangat untuk bekerja kreatif dan produktif untuk membangun kehidupan dunia yang lebih baik dan kehidupan akhirat yang lebih baik pula.
3.      Agama sebagai integrator, di sini agama sebagai yang mengintegrasikan dan menyerasikan segenap aktivitas manusia, baik sebagai orang-seorang maupun sebagai anggota masyarakat.
4.      Agama sebagai sublimator, masksudnya adalah agama sebagai mengadukan dan mengkuduskan segala perbuatan manusia.
5.      Agama sebagai sumber inspirasi budaya bangsa, khususnya Indonesia.

Dalam rangka membuktikan peran agama Islam dalam kehidupan sosial, kita memerlukan beberapa komponen yang menurut saya penting:
a.       Hubungan Tauhid Dengan Ilmu Pengetahuan.
Dari segi kebudayaan, agama merupakan universal cultural; artinya terdapat disetiap daerah kebudayaan dimana saja masyarakat dan kebudayaan itu berada.
      Konsekuensi dari tauhid adalah bahwa manusia harus menguasai alam dan haram tunduk kepada alam. Menguasai alam berarti menguasai hukum alam; dan dari hukum alam ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan.

b.      Paradigma Ilmu-Ilmu Islami
      Mengenal dan beriman kepada Allah dapat dilakukan melalui tanda –tanda yang diberikan-nya, melalui diri kita sendiri, jagat raya, wahyu, ataupun benda-benda lainnya.
      Manusia yang hendak menyingkap rahasia Allah melalui tanda-tanda-nya berupa jagat raya, menggunakan perangkat berupa ilmu-ilmu fisik, seperti ilmu fisika, kimia, sosiologi, ekonomi dan sebagainya. Dengan demikian, jalur manapun yang digunakan manusa dalam rangka menyingkap tabir kekuasaan-nya, akan melahirkan manusia yang semakin dekat dengan tuhan, paradigma ini sekaligus merupakan jawaban terhadap dikotomi ilmu agama dan ilmu non agama. pada dasarnya ilmu agama dan ilmu non agama hanya dapat dibedakan untuk kepentingan analisis, bukan untuk dipisahkan apalagi dipertentangkan.


c.       Ilmu Eksakta Ditangan Umat Islam
      Ilmu eksakta yang dimaksud disini adalah ilmu-ilmu yang membahas masalah-masalah yang bersifat empiris dan bersifat”pasti.” Dalam beberapa literatur dijelaskan mengenai sumbangan umat Islam terhadap matematika, anstronomi, kimia , dan optic.Matematika
1.      Matematika
            Diantara tokoh yang paling masyhur dalam bidang matematika adalah Khawarizmi. Dialah yang menulis buku ilmu hitung dan aljabar . Juga Umar al-Khayam dan al-Thusi adalah ulama yang terkenal dalam bidang ilmu matematika. Angka nol adalah ciptaan umat Islam . Pada tahun 873 m. Angka nol telah dipakai di dunia Islam.

2.      Astronomi
            Di dunia Islam yang terkenal ilmunya dalam bidang astronomi adalah Umar Khayam dan al-Farazi. Mereka menulis buku-buku tentang astronomi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin untuk kemudian diajarkan di Eropa.

3.       Kimia
            Ulama muslim yang terkenal dalam bidang kimia adalah Jabir bin Hayyan dan Zakaria al-Arazi yang dikenal di Eropa dengan sebutan Gaber dan Rhazes. Pada zaman kejayaan Yunani, kimia banyak dibangun berdasarka spekulasi. Sedangkan pada zaman kejayaan Islam, kimia dikembangkan atas dasar percobaan dan eksprimen.

4.      Optik
            Ulama yang terkenal dalam bidang optik adalah Ibnu Haitsam, yang berpendapat bahwa benda dapat dilihat karena benda mengirim cahaya ke mata, dan pernyataan ini dibenarkan oleh pengetahuan modern.

3.)    Islam Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
            Keragaman budaya bangsa Indonesia diungkapkan dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti, meskipun bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan bahasa, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia itu satu sebagai “bangsa”. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa “tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya” dan “menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”. Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan di dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.
            Secara konsepsional, keragaman budaya itu merupakan aset bangsa, oleh karena itu perbedaan tidak harus dipersoalkan, sepanjang perbedaan itu dalam kerangka persatuan. Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Artinya nilai-nilai dari sila-sila Pancasila memang digali dari khazanah kebudayaan bangsa.
            Data sejarah bangsa menunjukkan bahwa aspirasi Islam sebagai Pandangan hidup tak pernah berhenti terlibat dalam pergumulan ideologis, termasuk dalam proses perumusan UUD 45, dan kesemuanya berjalan sangat wajar karena mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Oleh karena itu tak bisa dipungkiri bahwa di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya terkandung butir-butir pandangan hidup Islam.
            Berbicara mengenai Islam sebagai pandangan hidup dapat terungkap jika kita dapat memahami masalah “HIDUP” . Pandangan Hidup umat manusia sepanjang sejarahnya mencatat banyak ragam pandangan hidup, baik yang dikenal sebagai filsafat maupun yang dikenal sebagai ajaran leluhur, maupun yang dikenal sebagai agama/ajaran Tuhan. Dalam Islam, pandangan hidup itu disebut aqidah (suatu keyakinan yang mengikat batin manusia). Karena mengikat batin maka aqidah menjadi pegangan hidup. Aqidah Islam memperkenalkan kepada manusia tentang Tuhan, tentang alam raya dan tentang makhluk manusia, di mana setiap individu termasuk di dalamnya.
            Semua manusia secara naluriah mengenal dirinya dan alam sekitarnya sampai kepada alam raya. Secara naluriah manusia juga mengenal Tuhan (sekalipun dalam berbagai macam persepsi) dan pengenalannya itu saat menjadi keyakinan, memberikan pandangan hidup tertentu yang dijadikannya pegangan hidup bagi dirinya.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Islam adalah sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh sisi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran. Ia adalah aqidah yang lurus, ibadah yang benar, tidak kurang tidak lebih. Agama Islam merupakan agama yang sangat sempurna dan sangat lengkap. Kesempurnaan agama Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan (semua tempat).

3.2  Saran
      Dalam era globalisasi ini banyak sekali budaya, paham atau ajaran yang berbeda sekali dari ajaran islam, yang tidak bersumber pada Al-Quran dan Hadis. Banyak sekali yang sudah berubah dari umat muslim diseluruh dunia, mulai dari meninggalkan kewajibannya untuk beribadah, tidak memperdulikan orang lain yang memerlukan bantuan, harta yang dimiliki tidak digunakan untuk beramal dan berbagi dan lain-lain.
      Untuk lebih meningkatkan keislaman pada seluruh muslim, mari kita sama-sama belajar kembali apa yang menjadi dasar keislaman dan menjadi dasar keimanan kita yang kita bisa wujudkan atau cerminkan dalam kehidupan kita sehari-hari agar kita mendapatkan pahala dan ridho dari Allah SWT yang bisa menuntun kita untuk sukses baik didunia maupun diakhirat.




DAFTAR PUSTAKA


Afandiy, Husein.Memperkokoh Aqidah Islamiyyah,(terj).Bandung: Pustaka Setia.1999
http://tarbiyahfesbukiyah.blogspot.co.id/2009/06/syumuliatul-islam.html/
Syafi’I, Ahmad Mufid.1994.Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 1 SMU.        
  Jakarta: Yudhistira.
              Al Jazairi, Abu Bakar Jabir. Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim);        
              Aqidah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.1993

      Al Qur’an Al Karim
    Ali, Muhamad.“Islamologi (Dinul Islam)”.Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah.        2007.
      Sabiq, Sayid.“Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman”.Bandung: CV. Diponegoro, 1982.
      Shollah, As Showi.“Yang Baku dan Yang Nisbi”.Solo : Al Alaq Pustaka.1996.
      Al Zindani,Abdul Majid.“Al Iman”.Jakarta: Pustaka Al Kaustar, 1994.
http://rachmatms.blogspot.co.id/2009/10/tauhid.html
http://ikadigresik.blogspot.co.id/2010/01/esensi-rukun-islam-dan-penerapannya.html
















     [1] Ahmad Syafi’I Mufid,1994, Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 1 SMU, Yudhistira, Jakarta, hlm 8
    [3] Husein Afandiy, Memperkokoh Aqidah Islamiyyah, (terj), Abdullah Zakiy al-Kaaf (Bandung: Pustaka    Setia, 1999), hlm. 11

 

©Copyright 2011 ˻ RestĽee Think ˼ |